&
l l
Ahli biologi canggih Stephen Jay Gould menyebutnya “eksperimen yg paling luar biasa serta dengan cara etis tak mampu diterima yg mampu saya bayangkan.” Idenya? Kawin seorang insan dengan simpanse. Minatnya dalam monstrositas ini tumbuh dari karyanya dengan siput, spesies terkait erat yg mampu menampilkan variasi luas dalam arsitektur shell. Gould menghubungkan keragaman ini dengan beberapa gen induk, yg menghidupkan serta mematikan gen-gen bersama yg bertanggung jawab untuk membangun cangkang. Mungkin, dirinya berspekulasi, perbedaan besar yg terkesan antara insan serta simpanse juga adalah hal waktu perkembangan. Dia memberikan bahwa insan dewasa mempunyai ciri-ciri fisik, semacam craniums yg lebih besar serta mata yg lebar, yg menyerupai simpanse bayi, suatu fenomena yg dikenal sebagai neoteny — retensi ciri remaja pada orang-orang dewasa. Gould berteori bahwa selagi evolusi, kecenderungan kepada neoteny mungkin sudah menolong melahirkan manusia. Dengan memantau perkembangan setengah manusia, setengah simpanse, peneliti mampu mengeksplorasi teori ini dengan tutorial eksklusif (dan sangatlah menyeramkan).
Bagaimana itu bekerja:
Ini mungkin akan sangat mudah: teknik yg sama dipakai untuk pembuahan in vitro kemungkinan akan menghasilkan embrio manusia-simpanse hibrida yg layak. (Para peneliti sudah membentang kesenjangan genetik yg seimbang dalam membiakkan monyet rhesus dengan babon.) Simpanse mempunyai 24 pasang kromosom, serta insan 23, namun ini bukan penghalang utama untuk berkembang biak. Keturunannya kemungkinan akan mempunyai jumlah kromosom ganjil, meskipun, yg mungkin membikin mereka tak mampu mereproduksi diri mereka sendiri. Sedangkan untuk kehamilan serta kelahiran, itu mampu dilakukan dengan tutorial alami. Simpanse terlahir sedikit lebih kecil dari manusia, rata-rata — kurang lebih 4 pon — serta anatomi rasio akan berdebat untuk menumbuhkan embrio dalam rahim manusia.
Hasilnya:
Gagasan Gould mengenai neoteny masih kontroversial, untuk sedikitnya. "Ini mendapat tak sedikit penelitian serta sudah dibantah dengan beberapa cara," kata Daniel Lieberman, seorang profesor biologi evolusi insan dari Harvard. Tapi Alexander Harcourt, profesor emeritus antropologi di UC Davis, berpendapat neoteny sebagai "masih konsep yg layak." Percobaan terlarang ini akan menolong menyelesaikan perdebatan itu dan, dalam pengertian yg lebih luas, menerangi bagaimana dua spesies dengan genom serupa mampu begitu berbeda. . Hasilnya akan mengangkat para pakar biologi jauh ke dalam asal spesies yg paling kita pedulikan: diri kita sendiri. Mari kita berharap kita mampu menemukan rute yg tak lebih mengganggu untuk hingga ke sana.
SUMBER
Advertisement