Dikutip dari TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung
mengutarakan pendapatnya terkait Mahfud MD yang batal menjadi calon wakil
presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 mendatang.
Melalui tayangan Youtube Indonesia Lawyers Club
(ILC), Selasa (14/8/2018), Rocky Gerung mengatakan jika Mahfud MD adalah
korban.
Menurutnya, hal tersebut merupakan kejadian tidak
bermoral (imoral) yang ditunjukkan dalam pesta demokrasi.
"Ini soal imoral, itu adalah delik moral mempermalukan
seorang warga negara di ujung pesta, apa kurang tidak bermoralnya itu,"
kata Rocky.
"Orang Indonesia menyaksikan itu dan mencatat di dalam
batinnya, satu perbuatan imoral dan standar moral orang indonesia sangat tinggi
itu, politik dijadikan semacam pameran imoralitas," tambahnya.
Rocky juga mengatakan jika Mahfud terlihat tegar saat
dirinya mengatakan tidak kecewa atas keputusan Jokowi.
"Tentu pak Mahfud dengan tegar mengatakan dia tidak
tersinggung, dia tidak kecewa. Itu diucapkan karena itu pilihan terakhir dari
sang korban. Dia tidak tersinggung walaupun itu kejadian terhina di depan
publik," ujar Rocky.
Rocky juga mengatakan bahwa kejadian tersebut akan
memeliki efek orang tidak akan mempercayai sepenuhnya Mahfud.
"Orang akan sukar percaya bahasa tubuh dari pak Mahfud
karena dia mengalami secara eksistensial penghinaan di depan publik,"
tambah akademisi ini.
"Yang tersinggung adalah moralitas publik karena akan
dicatat dalam sejarah, di dalam psikologi, seseorang yang terbebani secara
psikis, karakternya luka, jiwanya tergores karena peristiwa yang memalukan dia
akan membela diri seolah-olah tidak tersakiti, dan itu ilmiah."
Selain itu, Rocky mengatakan menurut bahasa tubuh
Mahfud MD yang ia amati, ia merasa jika Mahfud adalah korban yang terhina.
"Yang saya baca ada yang terhina," ujar Rocky.
Belum selesai ia berbicara, politikus dari PDIP, Masinton
Pasaribu menyela perkataan Rocky dengan mengatakan jika Rocky salah menafsirkan
tindakan Mahfud MD.
"Tidah benar itu. Pak Mahfud sudah legowo, beliau
berjiwa besar, saudara yang enggak berjiwa besar, saudara yang
menafsirkan," sela Masinton.
Rocky mendebat dengan mengakui jika Mahfud adalah orang
yang kuat namun bagian terhina yang ia sampikan merupakan penghinaan pada
moralitas publik.
"Pak Mahfud kuat, dia tidak terhina, yang terhina
adalah moralitas publik kalau anda paham." debat Rocky.
Rocky Gerung menambahkan jika tindakan Jokowi batal
menjadikan Mahfud sebagai cawapres di saat-saat terakhir deklarasi merupakan
tindakan tidak berintegritas.
"Anda bayangkan seorang presiden pada saat terakhir
tidak bisa mempertahankan integritasnya. Dia mengatakan pada Pak Mahfud tadi,
'saya ditekan segala macam', pemimpin macam apa yang di ujung ketika harus
memutuskan saya menyerah karena ditekan maka dia ganti pilihan. Dia tidak
otentik memutuskan itu," imbuhnya.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan kronologi saat proses pemilihan calon wakil
presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Mahfud MD mengatakan jika sebelumnya ia telah diminta oleh
Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyiapkan diri.
"Jadi begini ceritanya, pada tanggal 1 Agustus jam
23.00 WIB, saya diundang oleh Mensesneg Pratikno di rumahnya.
Saya diberitahu 'Pak Mahfud sekarang pilihan sudah
mengerucut ke bapak harap bersiap-siap nanti pada saatnya akan diumumkan,
syarat-syarat yang diperlukan segera mulai di siapkan tidak harus lengkap, yang
penting ada dulu'," kata Mahfud MD.
Seminggu kemudian, kata Mahfud MD, dirinya diundang kembali
oleh Pratikno.
"Diberitahu, 'besok akan diumumkan detail sudah
diputuskan sudah disiapkan upacaranya nanti berangkat dari Gedung Joang 45 naik
sepeda motor bersama Pak Jokowi. Pak Mahfud bonceng Pak Jokowi yang di
depan," ujar Mahfud.
"Terus saya bilang kenapa tidak naik sama-sama aja?
Saya satu, Pak Jokowi satu, 'nanti tidak bagus tuh kalau Pak Mahfud belok kiri,
Pak Jokowi belok kanan, dipotret sama wartawan jelek', jadi sudah detail,"
ungkapnya menambahkan.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan jika pada Kamis (9/8/2018)
pagi dirinya diminta untuk membawa curriculum vitae (CV) untuk keperluan
deklarasi cawapres.
Tak hanya itu, dirinya juga diminta untuk menyiapkan baju
yang sesuai dengan model baju Jokowi.
"Kemudian saya antarkan CV, sambil menunggu duduk di
ruang sebelah. Begitu akan deklarasi akan tampil tinggal nyebrang, saya datang,
baju putih itu bukan seragamnya," jelas Mahfud.
"Kemudian seperti, yang terjadi akhirnya diumumkan Kyai
Ma'ruf Amin, kenapa itu berubah, itu sudah ada analis-analis di depan, bukan
saya. Saya diburu wartawan ya ndak apa-apa, saya menerima sebagai realitas
politik," imbuh dia.
Advertisement