Kematian penyelam anak buah tim Basarnas ketika bertugas mencari korban Lion Air di laut Pantai Tanjung Pakis Karawang, Jawa Barat, meningkatkan sedih publik Tanah Air.
Penyelam tersebut diketahui bernama Syachrul Anto, adalah anak buah Indonesia Rescue Diver Team.
Syachrul Anto meninggal dunia usai mencari korban kecelakaan Lion Air PK-LQP, Jumat, 2 November kemarin. Saat ini jasad korban telah disemayamkan di rumah duka, Surabaya, Jawa Timur.
Pimpinan Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo mengatakan, korban dievakuasi dari laut memakai kapal Victory milik Pertamina. Kemudian kurang lebih pukul 21.30 WIB menuju dermaga JICT 1.
"Habis itu eksklusif dibawa ke RSUD Koja, tapi dinyatakan meninggal pukul berapa tepatnya, kita nggak ada data. Terus dibawa ke rumah sedih di Surabaya," kata Bayu terhadap wartawan, Sabtu (3/11/2018).
Bayu tidak tahu persis kronologi rekannya itu dapat tewas usai menyelam mencari korban Lion Air. Menurut dia, semua sedang diselidiki oleh Basarnas.
"Kita (Indonesia Rescue Diver Team) di bawah koordinasi Basarnas, sehingga yg ngurus semuanya ini Basarnas mulai dari dibawa ke RS Koja hingga ke kampung halamannya, dimakamin juga pakai tutorial Basarnas," tutur Bayu.
Diduga karena Dekompresi
Sementara itu, Dansatgas SAR Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, penyebab meninggalnya penyelam tersebut diduga sebab dekompresi.
"Diduga dekompresi, sebab tekanan, bekerja tak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, hingga timbul (ke permukaan), dirinya mungkin langsung," kata Isswarto dikala dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/11).
Isswarto mengatakan, harusnya penyelaman selesai pada pukul 16.00 WIB, sebab keadaan gelap serta cuaca yg tak lebih bersahabat. Namun, korban tetap berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB.
"Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto.
Hal ini diungkapkan Lyan Kurniawati dalam video Youtube iNews TV, Sabtu (3/11/2018).
Istri Kisahkan Tekad Syachrul Anto
Menurut Lyan, Syachrul Anto terbukti mempunyai kepandaian dalam menyelam.
Namun Syachrul Anto tidak mempunyai performa dalam penanganan bencana gempa serta tsunami.
"Lisensi Menyelam dirinya terbukti punya."
"Tapi ada musibah Palu dirinya masih berangkat."
"Dia bilang, 'Bunda saya berangkat'," kata Lyan menirukan ucapan suaminya.
"Tapi ini kan bukan keahlianmu," kata Lyan menjawab.
"Ya gak apa-apa, bawa linggis alias apa yg penting dapat bantu orang," kata Lyan dibarengi isak tangis yg tidak dapat ia bendung lagi.
Syachrul tergabung dalam komunitas Indonesia Diver Rescue Team.
Yaitu gugusan para penyelam yg tidak jarang menolong pemerintah untuk proses pencarian serta penyelamatan di laut.
Dilansir dari akun Facebook Syachrul Anto, terkesan bahwa misi penyelamatan untuk insiden JT 610 bukan yg pertama dilakukan Syachrul Anto.
Sebelumnya, Syachrul juga ikut dalam misi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yg mengalami kecelakaan, Desember 2014 lalu.
Bahkan, Syachrul adalah satu dari sekian penyelam yg pertama kali menemukan badan pesawat serta enam korban di pesawat AirAsia.
Saat itu, penyelam menemukan pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura yg hilang kontak di perairan Laut Jawa.
Advertisement