-->

Disangka Pelit Bos Ini Makan Siang Cuma Rp.10000, Ketika Ditanya, Jawabannya Bikin Bengong!

Disangka Pelit Bos Ini Makan Siang Cuma Rp.10000, Ketika Ditanya, Jawabannya Bikin Bengong!
Disangka Pelit Bos Ini Makan Siang Cuma Rp.10000, Ketika Ditanya, Jawabannya Bikin Bengong!


Istirahat makan siang bagi seorang pegawai kantoran merupakan jam-jam dimana mereka mencoba menjernihkan pikiran sementara dari penatnya bekerja. Kira-kira bagaimana perbedaan seorang CEO atau Chief Executive Officer serta seorang karyawan dalam memilih menu makan siang? Youtuber sekaligus penulis buku yg telah populer Raditya Dika mencoba untuk membandingkan makan siang antara kedua orang-orang ini. Bagaimana kelanjutannya? Mari kita simak.

CEO tersebut bernama Pak Andhika. Pak Andhika memimpin suatu content agency yg menyajikan beberapa macam konten yg  diperlukan oleh suatu perusahaan. Kesehariannya pun dapat dibilang lumayan sibuk. Mulai dari rapat internal sampai membalas beberapa email atau surel elektronik dari orang-orang - orang-orang yg ingin memakai jasanya. Sedangkan, karyawan yg akan menjadi contoh merupakan Anya. Seorang wanita yg bekerja di suatu coworking space. Dirinya bertuga suntuk mengatur orang-orang - orang-orang yg akan memakai coworking space di tempat Jakarta Selatan ini. Keseharian Anya juga dapat dibilang lumayan sibuk sebab wajib mengatur jadwal orang-orang - orang-orang yg ingin memakai beberapa ruangan tersebut.


Ketika jam makan siang. Pak Andhika memilih untuk berlangsung kaki serta menonton - lihat makanan yg ada di kurang lebih kantornya yg terbukti berada di kawasan perumahan. Dengan kalem dia berlangsung kaki menyambangi berbagai warung makan yg ada di pinggir jalan. Di segi lain, Anya juga berangkat dengan bosnya untuk makan siang dengan memakai mobil. Anya serta bosnya akan makan di restoran yg lumayan dikenal di bilangan Jakarta Selatan. Ketika ditanya apakah mereka sempat mengangkat bekal untuk makan siang, Pak Andhika menjawab dia mengangkat bekal apabila dibuatkan oleh mertua. Namun, faktor itu sangat jarang terjadi. Anya pun mengatakan dia tidak sempat mengangkat bekal ke kantor.


Tak perlu waktu lama Pak Andhika hingga di suatu warung kecil pinggir jalan. Ketika ditanya ingin makan apa siang itu, Pak Andhika dengan pendek menjawab hanya ingin makanan yg berkuah saja. Sederhana sekali kemauan Pak Andhika ini. Dengan cepat sang pemilik warung makan menyendok nasi serta memilihkan lauk sesuai pesanan Pak Andhika. Pak Andhika hanya memesan lauk kerang, ikan asin, tempe serta sayur bayam. Di segi lain Anya serta bosnya memesan beberapa macam penganan mulai dari udang, daging sapi, daging bebek hingga beberapa sayuran matang. Ketika di tanya biasa makan siang dengan siapa serta apa topik yg mereka bicarakan dikala makan siang. Mereka menjawab dengan tutorial yg berbeda. Anya menjawab dia biasa ngobrol mengenai faktor di luar kantor. Sedangkan, Pak Andhika biasanya menuturkan mengenai kantor serta jarang sekali menuturkan kasus pribadi.


Lagi - lagi argumen sederhana dilontarkan Pak Andhika dikala di tanya kenapa memilih untuk makan di warung tersebut. Dengan santainya Pak Andhika menjawab di daerah tersebut tak sedikit opsi makanan. Sedangkan Anya yg memilih makan di restoran mahal sebab hari itu adalah awal bulan serta dia ingin menunjukkan mirip apresiasi atas dia sendiri. Pak Andhika pun dikala ditanya apakah tak malu apabila makan di pinggir jalan serta kelak ditertawakan oleh anak buahnya. Dengan kalem Pak Andhika menunjukkan wejangan. “Jangan hingga uang merubah kita. Menurut saya, uang itu mirip amunisi. Dipakai sama nggak digunakan terserah dari kita sendiri. Nggak usah terkesan kaya di depan orang-orang lain. Esensi kaya kan yg penting nasib kita cukup”.


Ketika di total - total. Pengeluaran makan Pak Andhika hanya 10 Ribu Rupiah sedangkan pengeluaran Anya 670 Ribu Rupiah untuk sekali makan. Pak Andhika mengajarkan kita untuk sederhana. Seberapa besar kekayaannmu jangan hingga kekayaan tersebut mengendalikan dirimu sendiri. Setuju deh pak !


Advertisement